Happy Chinese Lunar New Year's Day
Sebelumnya maaf kalau postingan saya telat pake banget karena ini udah bulan Maret sedangkan Imlek dirayakan pada bulan Februari, alasannya karena masih sibuk ngurus perkuliahan dan gak sempat posting, baru kali ini saya ada waktu untuk posting...
Disini saya
akan membagikan beberapa potret kegiatan saat acara Imlek Klenteng
Kim Tek Le atau Wihara Dharma Bakti yang terletak di kawasan Petak Sembilan,
Glodok. Klenteng ini memiliki "energi
positif" sehingga klenteng ini tak pernah sepi dari orang – orang
sembahyang, orang - orang tersebut datang ke Klenteng berharap mendapatkan hal
yang positif dalam kehidupan.
Saat pertama kali memasukin Klenteng Kim Tek Le, mata saya tertuju pada dupa besar dan menurut saya warnanya sangat menarik. Dupa tersebut mempunyai makna keberuntungan.
Saat pertama kali memasukin Klenteng Kim Tek Le, mata saya tertuju pada dupa besar dan menurut saya warnanya sangat menarik. Dupa tersebut mempunyai makna keberuntungan.
Tahun Baru Imlek identik
dengan ornamen merah-kuning seperti halnya lampion, terdapat banyak lampion di
Klenteng Kim Tek Le.
Di Klenteng Kim Tek Le
terdapat banyak Lilin yang besar, hal ini dianggap akan mendapatkan rejeki yang
besar.
Ada beberapa tradisi yang
dilakukan pada saat Imlek di Klenteng Kim Tek Le, sebagai berikut :
1. Sembahyang dengan menggunakan hio (membakar
hio), makna dari membakar hio adalah Jalan Suci itu berasal dari kesatuan
hatiku (Dao You Xin He) dan Hatiku dibawa melalui keharuman dupa (Xin Jia Xiang
Chuan)
Pada
foto diatas terlihat bahwa orang tersebut membawa 3 batang dupa/hio yang
bergagang merah yang artinya bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sembahyang dengan menggunakan dupa satu
pak yang dipercaya bertujuan mendapatkan rejeki yang banyak pula.
3. Membakar Kertas Kim Coa, menurut orang – orang
Tionghoa membakar kertas Kim Coa setelah bersembahyang merupakan salah satu
bentuk persembahan kepada leluhur. Kertas Kim Coa tersebut berisi doa dan
harapan dengan ciri berwarna emas dengan huruf berwarna merah.
4. Mengasapi muka/wajah dengan asap dupa.
5. Melepaskan burung atau dikenal dengan nama
Good Karma, melepas burung saat
Tahun Baru Imlek dipercaya akan mendatangkan segala kebaikan sepanjang tahun
mendatang. Burung yang awalnya berada dalam sangkar, dibebaskan dengan harapan
semua kesalahan setahun yang lalu akan diampuni oleh Yang Maha Kuasa dengan
tindakan melepas makhluk hidup tersebut. Biasanya burung yang dilepas adalah burung pipit.
Nah... itulah beberapa tradisi yang terdokumentasi, beberapa tidak terdokumentasi karena memang ada ritual yang tidak bisa di dokumentasikan dan saya juga tidak kuat lama - lama mencium bau dupa yang menurut saya terlalu wangi (harum). Membahas hal tersebut saya ingat beberapa kalimat seperti "Jangan jadi orang Tionghoa jika tidak kuat dengan bau dupa", menurut saya kalimat tersebut memang masuk akal, karena saya pun juga sempat merasa heran sama orang - orang yang berada di Klenteng, mereka bahkan bisa lebih dari 1 jam berada di lingkungan yang penuh asap dupa.
Oh yaaa... Klenteng Kim Tek Le saat itu tak hanya ramai oleh orang - orang yang sembahyang, banyak pengemis yang berdatangan dan menunggu di depan Klenteng untuk meminta sedekah.
Oh yaaa... Klenteng Kim Tek Le saat itu tak hanya ramai oleh orang - orang yang sembahyang, banyak pengemis yang berdatangan dan menunggu di depan Klenteng untuk meminta sedekah.
Okeeee,,,, sekian coretan saya mengenai tahun baru Imlek 2018 ini, next year semoga masih bisa mendokumentasikan kembali kegiatan Imlek namun beda lokasi hehe...
Comments
Post a Comment