Perekonomian Indonesia saat ini
Perekonomian
Indonesia saat ini
Masalah ekonomi
sedang menjadi masalah dunia dan telah menyeret negara-negara regional,
termasuk negara Indonesia yang mengalami pelemahan dalam berbagai aspek.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indonesia memiliki kelebihan seperti
melimpahnya sumber daya, besarnya jumlah penduduk kelas menengah, serta
kekayaan SDA.
Masalah ekonomi yang
terjadi di Indonesia adalah bunga kredit Bank Indonesia yang saat ini tertinggi
di Asia. “Kita tahu
bunga kredit Indonesia saat ini tertinggi di Asia. Suku bunga kita sekitar
10-12 persen,” kata Kalla saat berpidato dalam acara “The Economist Events’
Indonesia Summit 2016” di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (25/2).
Saat ini pemerintah sedang
merancang program untuk menekan suku bunga kredit menjadi single digit tahun
depan dan terus berupaya untuk membuat Indonesia bisa efisien menghadapi persaingan. Kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi penurunan
suku bunga di bawah 10 persen.
Lantas, Mengapa Suku
Bunga Bank Indonesia Begitu Tinggi?
Suku bunga kita termasuk suku bunga yang tertinggi dibanding suku
bunga negara-negara lain di dunia. Perbedaanya cukup
besar.
Suku bunga perbankan yang tinggi tidak baik untuk iklim usaha. Usaha di
sektor riil hampir tidak dapat lepas dari kredit perbankan, karena ada kalanya
usaha membutuhkan dana tambahan untuk kelangsungan usaha. Terutama saat kondisi
ekonomi global kurang menguntungkan seperti sekarang ini. Bunga kredit untuk
usaha kecil bisa mencapai 18% saat ini.
Mungkin suku bunga rentenir di Amerika atau di Jepang nggak setinggi itu.
Bunga yang tinggi mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang mana akan
mempengaruhi harga jual hasil produk (consumer goods) nya. Harga consumer
goods yang naik akan mengakibatkan inflasi. Sementara itu otoritas moneter mengendalikan
inflasi dengan menaikkan suku bunga. Itulah salah satu contoh dari banyak
lingkaran setan dalam sistem ekonomi, dimana sektor usaha secara keseluruhan
yang tergencet dalam lingkaran ini.
“Bank Indonesia (BI)
telah mengumumkan BI rate turun dan kami sangat menghargai itu,” ujar Kalla. Penurunan
suku bunga akan memberi dampak positif, termasuk meringankan beban industri.
Dengan tawaran bunga yang rendah, industri yang semula mengandalkan pinjaman
luar negeri, bisa beralih ke perbankan nasional.
BI mencatat, penurunan BI rate hanya mampu mendongkrak
pertumbuhan kredit tahun ini dari 10 persen menjadi 12,5 persen. Sedangkan jika
ditambah dengan kebijakan menurunkan GWM maka pertumbuhan kredit bisa mencapai
14 persen. “Dengan penambahan GWM ini transmisi (kredit) akan lebih cepat,”
kata Perry. Agus menambahkan, pertumbuhan kredit hingga saat ini masih 10,5
persen. Sedangkan BI menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini 12 persen sampai
14 persen.
Menurut Perry, permintaah kredit dipengaruhi berbagai
faktor yaitu suku bunga dan keyakinan terhadap prospek bisnis. Kalau prospek
bisnis baik maka permintaan kredit akan meningkat. Di sisi lain, dia melihat
kebijakan stimulus fiskal berupa peningkatan pengeluaran pemerintah di awal
tahun ini dapat mendukung perbaikan prospek bisnis. “Pemerintah mendorong
kredit dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang mendorong permintaan kredit,”
katanya.
Sebelumnya, para ekonom memang berharap bank sentral
menurunkan BI rate menjadi 7 persen. Berdasarkan sejumlah indikator ekonomi,
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual menyatakan semestinya BI rate
kembali dipangkas. “Saya pikir harusnya turun,” katanya kepada Katadata, Kamis.
Menurut dia, sejauh ini kebijakan akomodatif atau pelonggaran moneter oleh BI
mendapat respons positif oleh pasar. Hal ini mengindikasikan adanya kepercayaan
bahwa fundamental ekonomi Indonesia membaik.
Penilaian yang sama datang dari ekonom Bank Mandiri.
Mereka menyatakan arah kebijakan suku bunga sangat ditunggu pasar. “Berbagai
indikator ekonomi terkini menunjukkan bahwa ruang bagi pemangkasan BI rate
semakin terbuka,” demikian mereka menuangkannya dalam analisa hariannya.
Misalnya, realisasi laju inflasi sampai Januari lalu
tercatat 4,14 persen, sejalan dengan target BI tahun ini yang sebesar tiga
sampai lima persen. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun lalu
tercatat 5,04 persen, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar
4,73 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang
memperkirakan hanya 4,8 persen. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan
membaik, yaitu surplus US$ 50,6 juta pada Januari lalu.
Daftar Pustaka :
Daud,
Ameidyo. Jusuf Kalla: Bunga
Kredit Indonesia Tertinggi di Asia. Diakses pada tanggal 6 Maret 2016. http://katadata.co.id/berita/2016/02/25/jusuf-kalla-bunga-kredit-indonesia-tertinggi-di-asia#sthash.
Alderman, Clara. Mengapa Suku Bunga Bank Indonesia Begitu TInggi?. Diakses pada tanggal 6 Maret 2016. www.berjubel.net/mengapa-suku-bunga-bank-indonesia-begitu-tinggi.
Daud, Ameidyo. BI Rate Turun Jadi 7 Persen, Terendah dalam 2,5 Tahun. Diakses pada tanggal 6 Maret 2016.
http://katadata.co.id/berita/2016/02/18/bi-rate-turun-jadi-7-persen-terendah-dalam-25-tahun#sthash.
Alderman, Clara. Mengapa Suku Bunga Bank Indonesia Begitu TInggi?. Diakses pada tanggal 6 Maret 2016. www.berjubel.net/mengapa-suku-bunga-bank-indonesia-begitu-tinggi.
Daud, Ameidyo. BI Rate Turun Jadi 7 Persen, Terendah dalam 2,5 Tahun. Diakses pada tanggal 6 Maret 2016.
http://katadata.co.id/berita/2016/02/18/bi-rate-turun-jadi-7-persen-terendah-dalam-25-tahun#sthash.
Comments
Post a Comment